Friday, December 14, 2007

CARA ANALISIS USAHA TANI

Analisis usaha tani dilakukan untuk mengetahui besarnya investasi, unsur biaya, tingkat produksi yang harus dicapai, harga jual yang menguntungkan, dan besarnya keuntungan yang akan diraih. Analisis usaha tani dapat berupa pembiayaan usaha, keuntungan usaha, dan analisis kelayakan usaha yang terdiri dari analisis Break Even Point (BEP), Return Cash Ratio (R/C), dan Benefit Cost Ratio (B/C).

1.Pembiayaan Usaha

Hal-hal yang diperhitungkan dalam penentuan pembiayaan usaha, antara lain:
a.Luas lahan yang digunakan
b.Efisiensi penggunaan lahan (bisa dalam bentuk %)
c.Frekuensi penanaman dalam setahun
d.Hasil panen per periode (misal 10 kg/m2/bulan)
e.Harga jual per kg
f.Jumlah tenaga kerja yang digunakan
g.Biaya investasi penanaman, misalnya:

         i.Biaya pembuatan greenhouse plastik / kaca / kasa
         ii.Biaya pembuatan sistem irigasi, termasuk pompa dan tangki air, dll

h.Biaya tetap produksi, misalnya:
         i.Biaya transportasi
         ii.Biaya tenaga kerja minimal
         iii.Biaya sewa lahan
         iv.Biaya administrasi
         v.Biaya pemasaran
         vi.Biaya penyusutan aktiva tetap, misal greenhouse, sistem irigasi, mesin-mesin, dll
         vii.Bunga bank, pajak, biaya sosial, biaya resiko, dll

i.Biaya variabel produksi, misalnya:
         i.Biaya pupuk
         ii.Biaya pestisida
         iii.Biaya listrik, dll



2.Keuntungan Usaha = TR-TC
TR = total revenue / pendapatan
TR didapat dengan mengalikan jumlah hasil panen (kg) dengan harga jual per kilo selama satu periode (misal: satu periode tanam atau satu tahun)
TC = total cost / biaya
TC didapat dari penjumlahkan biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel produksi selama satu periode (misal: satu periode tanam atau satu tahun)
Dengan demikian, profit/keuntungan terbesar dapat diperoleh jika kita dapat mengusahakan sebesar-besarnya TR dan meminimalkan TC.


3.Analisis Kelayakan Usaha

a.Break Even Point (BEP)
BEP merupakan titik impas karena suatu usaha tidak memperoleh keuntungan dan tidak pula rugi.
BEP produksi =TC/Harga per kg = xxx
Misal, BEP produksi sebesar xxx, maka pada saat total produksi sebesar xxx kg, maka usaha penanaman hidroponik dalam satu periode ini akan mengalami titik impas.
BEP harga = TC/Total produksi= xxx
Misal, dengan total produksi sebanyak bbb kg, maka usaha hidroponik akan mengalami titik imoas bila dijual dengan harga Rp xxx /kg.


b.Return Cash Ratio (R/C)
R/C merupakan perbandingan antara jumlah total penerimaan dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan selama satu periode. Suatu usaha dinilai menguntungkan jika R/C rasio > 1.
R/C = TR/TC= (misal 1,597 dibulatkan menjadi 1,6)
Dengan hasil perhitungan R/C diperoleh sebesar 1,6 maka usaha hiroponik ini dapat memberikan keuntungan. Setiap modal Rp1,00 akan kembali sebanyak
Rp 1,60.


c.Benefit Cost Ratio (B/C).

B/C rasio merupakan perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan biaya total yang dikeluarkan selama pemeliharaan satu periode. Suatu usaha dinilai layak atau memberikan manfaat bila nilai B/C rasio > 0. Perhitungan B/C =keuntungan/TC = (misal 0,7)
Hasil perhitungan lebih besar dari 0, berarti usaha hidroponik dapat memberikan meanfaat. Angka B/C sebesar 0,7 berarti dari Rp 1,00 modal yang dikeluarkan akan diperoleh keuntungan sebanyak Rp 0,70.